SUGENG RAWUH WONTEN BLOG PEKOK | SELAMAT DATANG DI BLOG PEKOK | WELCOME TO PEKOK BLOG

Selasa, 02 Oktober 2012

Sistem Kekerabatan


BAB II
 Pembahasan

A.   Pengertian Sistem Kekerabatan

Kekerabatan adalah kesatuan atau unit sosial yang anggota-anggotanya memiliki hubungan darah atau perkawinan. Setiap suku di Indonesia memiliki sistem kekerabatanya sendiri. Sistem kekerabatan mempunyai peran yang sangat penting di dalam struktur masyarakat. Meyer Fortes menyatakan bahwa sistem kekerabatan dapat digunakan untuk menggambarkan struktur masyarakat yang bersangkutan.
Kekerabatan merupakan unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau perkawinan. Seorang dikatakan kerabat apabila memiliki hubungan darah, walaupun belum mengetahui atau mengenal satu dengan yang lain sebelumnya. Kekerabatan memiliki anggota yang terdiri atas ayah, ibu, kakek, nenek, paman, bibi, sepupu, keponakan, cucu, dan seterusnya.

Kekerabatan merupakan suatu unit terkecil dari masyarakat,  yang berasal daridua macam keluarga
. Perhatikan gambar.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgVffEvelwHMkXjMxoN52inpXaQN-v0xHNjcbjyfY1O0bz00uPRHV61RGQoCs512l8WfJddrbVjPb9X9HBS5oHLBGsf8bvaoceixfM3K880Jo_9Y8gtXVGFi0PzCrqGEM0iVZ-IvhyeJmg/s320/5.JPG














Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipy9IcCHRqBk_RICbIQWgRYUfqMqAVfXdK-5nyQrjpattJAlHFx7dzerGg1s42ZqAGw2fJE6NwSbkw_x1Yuridv65xvgFdQXh7a334Q6L77CKOY94BooYJxoXIELrp562SFrXKmSS-2OE/s320/4.JPG






Pertama adalah keluarga inti/ keluarga batih/ nuclear family. Keluarga inti merupakan keluarga yang masih terdiri atas ayah, ibu dan anak yang belum menikah. Anak tiri dan anak yang secara resmi di angkat sebagai anak memiliki hak yang kurang lebih sama dengan anak kandung. Bentuk keluarga yang seperti ini dapat di katakan bentuk yang sederhana.
Dan kedua keluarga luas/ keluarga besar/ extended familyKeluarga luas merupakan perkembangan dari keluarga inti tersebut. Keluarga luas memiliki anggota yang lebih banyak, dan ini nanti yang akan disebut sebagai kekerabatan.Keluarga luas yakni, kekerabatan ini terdiri dari lebih dari satu keluarga inti. Terutama di daerah pedesaan, warga keluarga luas umumnya masih tinggal berdekatan, dan seringkali bahkan masih tinggal bersama- sama dalam satu rumah.Kelompok kekerabatan berupa keluarga luas biasanya di kepalai oleh anggota pria yang tertua.


B.   Kelompok  Kekerabatan

·      Macam kelompok kekerabatan
Di dalam sistem kekerabatan ada beberapa macam kelompok. Kelompok  kekerabatan tersebut antara lain:

1.    Klen kecil(Unlineal) yaitu kelompok kekerabatan yang terdiri dari beberapa kelluarga luas keturunan dari satu leluhur. Ikatan kekerabatan berdasarkan hubungan melalui garis keturunan pria saja(patrilineal), atau melalui garis keturunan wanita(matrilineal). Biasanya dalam klen ini anggota kekerabatan masih saling mengetahui dan mengenal dan masih tinggal di satu daerah.
Unlineal dibagi menjadi dua :

Ø  Matrilineal
Matrilineal merupakan prinsip menghitung anggota dengan menarik garis keturrunan dari pihak perempuan ibu.

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj-bvl-_HIk_ceHzkL03d7BCaQ67OtfGwBPcy3PDC_kprZJoiDQsDnF13IqLQR65JwklkLf03hRMJykoHH3vY6GbDwWMm02RuXY3sW866dhPXfK-tzbFb-JAZACofys0hKztnSzeCjqN2w/s320/1.JPGGb. Matrilineal


                                                                                                                                  




Ø  Patrilineal
Patrilineal merupakan prinsip mennghitung anggota kerabat dengan menarik garis keturunan pihak laki-laki atau ayah.
Gb. Patrilineal

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRNC8plCWhjpj7944TkPAGuYD6mNZgLEKRvcj9vhSr3NNRCe0PQS3qfR0t8HVUPnv1co2q7QUUFZeO6KNHtZcMyWSr_sTKGP_6AzCly5Acga92fUQIOZWZ4YvOTQWezaXgKxEsZOb3wU4/s320/2.JPG









                                                                                                     
2.    Klen besar (Parental/Bilateral )
Dan yang kedua adalah klen besar /bilateral(parental) yaitu kelompok kekerabatan yang terdiri dari semua keturunan dari seorang leluhur, yang diperhitungkn dari garis keturunan pria atau wanita, sosok leluhur yang menurunkan para warga klen besar berpuluh- puluh generasi yang lampau itu sudah tidak jelas lagi, dan seringkali sudah di anggap keramat. Jumlah yang sangat besr menyebabkan mereka sudah tidak mengenal kerabat- kerabat yang hubungan kekerabatannya jauh

Gb. Bilateral
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNHuAiFkvjAnhDrvk2hJCForp8t9S2IXIK0oqvtkqHSPYnr_ZUNRPKVbN_EbV3eq6QfFs0_TStcY38s3Lz2RWXeCAEd7qAtAQvaAt8B0YLkNoftrfCfkzEOsTE0HKqunaLQ1eJJ7L-gM8/s320/3.JPG







3.      Keluarga ambilineal kecil
Terjadi apabila suatu keluarga luas membentuk suatu kepribdian yang khas, yang di sadari oleh para warga. Kelompok ambilinel kecil biasanya terdiri dari sekitar 25- 30 jiwa sehingga mereka masih saling mengenal dan mengetahui hubungan kekerabatan masing- masing.

4.      Keluarga ambilineal besar
Keluarga ambilineal sering bisa terdiri dari lebih dari tiga atau empat angkatan, tetapi banyak angkatan yang diturunkan oleh seorang nenek moyang yang tidak saling mengenal dan tahu menahu lagi. Jumlah warga kelompok bisa mencapai ratusan sehingga mereka sudah tidak saling mengenal dan tahu-menahu lagi.

5.      Kindret
yakni, berkumpulnya orang- orang saling membantu dan melakukan kegiatan- kegiatan bersama saudara, sepupu, kerabat isteri, kerabat yang lebih tua dan muda.Di mulai dari seorang warga yang memprakarsai suatu kegiatan.Dan biasanya hubungan kekerabatan ini di manfaatkan untuk memperlancar bisnis seseorang.

6.      Fratri
Kelompok-kelompokkekerabatan yang patrilineal/matrilineal, sifatnya lokal dan merupakan gabungan dari kelompok klen setempat baik besar/kecil.
                                
7.      Parohmasyarakat(moeity)
Kelompok kekerabatan gabungan klen seperti fratri tetapi selalu merupakan separoh dari suatu masyarakat.

·      Kelompok kekerabatan menurut fungsi
Kelompok-kelompok kekerabatan diatas, yang tersusun menurut tata urut dari kecil sampai besar, dapat kita periksa fungsi sosialnya. Menurut G.P. Murdock, kita dapat memasukan ke dalam tiga golongan. Untuk memudahkan penjelasan tentang ini maka dibuat tabel seperti di bawah.

Sifat
Fungsi-fungsi sosial
Kelompok kekerabatan
A
B
C
D
E
F
G
H
I
Korporasi
Menampung kebutuhan manusia akan hubungan intim, mesra dan emosional
+
-
-
-
-
-
-
-
-
Menatalaksanakan kehidupan rumah tangga
+
+
-
-
-
-
-
-
-
Kesatuan dalam mata pencaharian hidup
+
+
-
-
-
-
-
-
-
Mengasuh mendidik angkatan berikutnya
+
+
-
-
-
-
-
-
-
Menguasai harta milik kelompok
+
+
-
+
+
-
-
-
-
Menguasai hak milik atau hak ulayat atas sejumlah tanah
+
+
-
+
+
-
-
-
-
Kadangkala
Melaksanakan gotong royong
+
+
+
+
+
-
-
-
-
Melindungi dan memberi bantuan kepada warga dalam keadaan darurat
+
+
+
+
+
-
-
-
-
Melaksakan upacara-upacara
Kelompok
+
+
+
+
+
-
-
+
+
Adat
Membina rasa identitet kelompok kekuasaan dan gengsi
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Memelihara norma dan adat
Tradisional
+
+
+
+
+
+
+
+
+
Mengerahkan kekuatan politik
-
-
-
-
-
-
-
+
+

Tabel Hubungan antara fungsi-fungsi sosial dengan macam-macam kelompok kekerabatan dalam masyarakat
Keterangan :


a.       Keluarga inti
b.      Keluarga luas
c.       Kindred
d.      Keluarga ambilineal kecil
e.      Klen kecil
f.        Keluarga ambilineal besar
g.       Klen besar
h.      Fratri
i.         Paroh masyarakat
(+) = fungsi dapat ditampung
(-) = fungsi idak dapat ditampung





C.   Perkawinan

Suatu saat peralihan yang terpenting pada life-cycle dari semua manusia di seluruh dunia adalah saat peralihan dari tingkat hidup remaja ke tingkat hidup keluarga, ialah perkawinan.
Perkawinan dapat di asumsikan sebagai keterkaitan seorang pria dan wanita untuk menjalin hubungan dan hidup bersama untuk mencapai tujuan bersama. Dalam kebudayaan manusia, perkawinan merupakan pengatur tingkah laku manusia yang berkaitan dengan kehidupan kelaminnya. Perkawinan membatasi seseorang untuk bersetubuh dengan lawan jenis lain selain suami atau isterinya.

1.         Adapun fungsi dari perkawinan antara lain :

a.       Memberi ketentuan hak dan kewajiban serta perlindungan kepada hasil hubungan, yaitu anak.
b.      Memenuhi kebutuhan manusia akan seorang teman hidup.
c.       Memenuhi kebutuhan akan harta, akan gengsi dan naik kelas masyarakt.
d.      Pemeliharaan hubungan baik antara kelompok-kelmpok kerabat.
e.       Mengesahkan hubungan antara laki-laki dan perempuan.

2.         Bentuk-bentuk perkawinan :

a.         Eksogami                       : perkawinan dengan anggota di luar kelompoknya.
b.        Endogami                      : perkawinan dengan anggota dari kelompoknya.
c.         Cross-cousin                  : perkawinan dengan sepupu, dengan ketentuan jika dari ayah adalah anak bibi, dan dari ibu adalah anak paman.
d.        Parallel-cousin                : perkawinan dengan sepupu.


3.         Adat menetap :

a.       Utrolokal             : dapat menentukan tempat tinggal menetap di sekitar pusat kediaman kerabat suami atau istri.
b.      Virilokal              : tempat tinggal menetap di sekitar pusat kediaman kerabat suami.
c.       Uxorilokal           : tempat tinggal menetap di sekitar pusat kediaman kerabat istri.
d.      Bilokal                : pengantin harus tinggal secara berganti-ganti pada kurun waktu tertentu. Suatu saat di pusat kediaman kerabat suami atau sebaliknya.
e.       Neolokal             : tempat tinggal menetap yang tidak di sekitar pusat kediaman kerabat suami atau istri. Jadi harus mencari tempat tinggal baru.
f.       Avunkulokal       : tempat tinggal menetap di sekitar kediaman saudara laki-laki ibu dari suami.
g.      Natolokal                        : tempat tinggal terpisah antara suami dan istri, suami bertempat tinggal di sekitar kediaman kerabatnya sendiri, dan begitu pula dengan istri.


D.     Tahap-tahap pembentukan keluarga

Sebelum ada kelompok-kelompok kekerabatan, terdapat lima tahap pembentukan keluarga. Tahap-tahap tersebut antara lain :

1.    Tahap formatif (pre nuptual)
Tahap sebelum perkawinan. Pada tahap ini,  calon suami dan istri masih belum melaksanakan pernikahan.

2.    Tahap perkawinan (nuptal stage)
Yaitu tahap sesudah melakukan ijab qobul sampai tahap sebelum memiliki anak.

3.    Tahap pemeliharaan anak (child rearing stage)
Dimulai dari ketika anak lahir sampai anak dewasa

4.    Tahap keluarga dewasa (Matarity Stage)
Yaitu ketika anak-anak sudah dewasa dan sudah membentuk keluarga baru.

5.    Tahap kekerabatan
Yaitu tahap di mana keluarga jnti telah berkembang luas dan memiliki banyak anggota.



























BAB III
PENUTUP

SIMPULAN
Kekerabatan adalah kesatuan atau unit sosial yang anggota-anggotanya memiliki hubungan darah atau perkawinan. Kekerabatan muncul dari keluarga inti yang berkembang menjadi keluarga luas dan memiliki banyak anggota, dan setiap suku bangsa di Indonesia memiliki sistem kekerabatan yang berbeda satu dengan yang lain.
Menurut G.P. Murdock macam-macam kelompok kekerabatan dapat dikategorisasikan menurut fungsinya. Yang pertama kelompok kekerabatan berkorporasi, yang memiliki semua keenam ciri dan biasanya kelompok yang termasuk memiliki jumlah anggota yang kecil dan pergaulan pada keluarga ini bersifat intensif, misalnya keluarga inti. Yang kedua adalah kelompok kekerabatan kadangkala, biasanya jumlah angggota disini bersifat agak banyak dan tidak memungkinkan lagi bisa bergaul secara instensif. Kelompok-kelompok disini hanya bergaul secara kadangkala. Misal keluarga luas, kindred, keluarga ambilineal kecil, klen kecil. Yang ketiga adalah kelompok kekerabatan adat, jumlah anggota disini sudah sangat banyak bahkan tidak mengenal lagi satu dengan yang lain, apalagi dalam hal pergaulan. Para anggota bisa saling tahu-menahu menurut tanda-tanda yang ditentukan oleh adat. Misal keluarga ambiineal besar,klen besar, fratri, paroh masyarakat (moiety).
Di dalam sistem kekerabatan juga terdapat pembahasan tentang perkawinan. Perkawinan kurang lebih memiliki enam fungsi, yaitu : memberi ketentuan hak dan kewajiban serta perlindungan terhadap hasil perkawinan yaitu anak; memenuhi kebutuhan teman hidup; memenuhi kebutuhan harta; pemeliharaan hubungan baik antara kelompok-kelompok kerabat; mengesahkan hubungan antara laki-laki dan perempuan. Selain terdapat macam perkawinan antara lain eksogami, endogami, cross-cousin, dan parallel-cousin. Serta terdapat adat menetap setelah perkawinan yang mengatur tempat tinggal menetap antara lain : utrolokal; virilokal; uxorilokal; bilokal; neolokal; avunkulokal; natolokal.

Adapun tahap-tahap pembentukan keluarga antara lain :
1. Formatif/ Pre nuptal yaitu tahap sebelum perkawinan.
2. Perkawinan/ nuptal stage.
3. Pemeliharaan anak/ child rearing stage.
4. Keluarhga dewasa/ Matarity stage.
5. kekerabatan/ kingroup.



Daftar Pustaka

Koentjaraningrat.1981.BEBERAPA POKOK ANTROPOLOGI SOSIAL. Jakarta: PT. DIAN RAKYAT.







           


Tidak ada komentar:

Posting Komentar